Sabtu, 28 Juli 2007

Cara aman hadapi musuh di kantor

Tahukah anda seberapapun menyenangkannya anda di kantor atau di lingkungan manapun, jangan mengira anda tidak memiliki musuh. Menurut John Brinkerhoff dalam bukunya Commonsense Rules for The Office, walaupun selama ini seorang karyawan dikenal sebagai pribadi yang ramah dan menyenangkan di kantor, ia tetaplah memiliki musuh. Baik yang tersamar maupun yang terang-terangan!

Jadi jangan mengira, semua orang menyukai dan menyenangi anda dengan melihat senyum dan sapaan mereka yang sumringah. Hal itu belum cukup untuk mengidentifikasi bahwa mereka menyukai anda. Dalam dunia kerja, mau nggak mau anda akan menghadapi kenyataan bahwa ada pihak-pihak yang tidak suka pada anda. Dan mereka inilah yang disebut musuh..!

Tentu saja ihwal anda memiliki musuh bisa bermacam-macam penyebabnya. Namun, umumnya musuh di kantor lebih disebabkan oleh masalah-masalah seputar karir. Mungkin saja ada pihak yang tidak senang dengan kenaikan jabatan anda. Atau mungkin gaji anda yang lebih besar dari rekan-rekan sejawat menyebabkan kecemburuan sosial di antara mereka. Sehingga ini mengimbas pada memburuknya hubungan mereka dengan anda. Dengan kata lain, mereka adalah orang-orang yang merasa keqi karena merasa tersaingi oleh anda.

Lalu bagaimana anda harus bersikap pada musuh? Tidak bisa tidak, anda harus menghadapinya. Anda tidak bisa menghindarinya begitu saja hanya dengan alasan tidak mau terjadi konflik. Tentu saja, cara menghadapinya bukan berarti anda harus memaki atau menghajarnya. Anda harus memakai cara yang profesional, sesuai dengan tingkat intelektualitas dan kematangan emosional anda. Berikut ini adalah cara yang halus dan tidak membahayakan dalam menghadapi musuh-musuh anda di kantor.

Jangan terjebak dalam negosiasi

Negosiasi adalah hal umum dalam dunia kerja. Jika musuh anda menegosiasikan suatu pekerjaan dengan anda, simak dengan baik. Apa keinginannya tetapi bukan berarti anda harus setuju dengan negosiasinya. Ingat, jika musuh anda piawai dalam berbegosiasi anda dapat terperangkap dalam jebakannya. Bersikaplah lebih hati-hati dan cermat dalam menghadapi setiap tindakannya pada anda. Pikirkan dampak negatif dan positif dari negosiasi yang dilakukannya.

Be professional

Seberapapun tidak sukanya anda pada musuh jangan menghadapinya secara subyektif. Misalnya anda tidak mau bekerjasama dengannya, sementara anda merupakan teamwork dengan musuh. Berusahalah seprofesional mungkin menghadapi urusan pekerjaan yang berhubungan dengannya. Sebaliknya, jangan sekalipun menaruh belas kasihan jika ia gagal. Tetapi bukan berarti anda bisa tertawa di atas kegagalannya. Jika ia butuh kontribusi anda, berikanlah sesuai kapasitas anda.

Fokus pada reputasinya

Coba perhatikan reputasi sang musuh selama ini. Apakah ia seorang pekerja yang cukup handal, kreatif dan brilliant? Atau sebaliknya, apakah ia seorang yang culas, suka mencuri ide, dan pemalas? Jangan belagak melindungi dengan menutup mata terhadap keburukannya. Jika bos meminta kesaksian anda terhadap reputasinya, katakan saja sejujurnya, tidak lebih dan tidak kurang.

Be a good worker

Bekerjalah dengan sebaik-baiknya dan seprofesional mungkin. Tingkatkan terus kemampuan dan keahlian anda. Serta jangan lupa untuk membina hubungan baik dengan rekan sejawat dan atasan. Sehingga tidak ada satu hal burukpun yang dapat musuh temui pada diri anda. Hal ini akan menyulitkan dia jika ia ingin menjatuhkan nama baik anda di kantor. Karena faktalah yang akan membuktikan.

1 komentar:

  1. baru kali ini aku mendengar seseorang yang begitu bangga dengan pekerjaannya..apakah karena kekerdilan pikiranku sebelumnya..karenamu aku pun kini mulai berfikir betapa bahagianya aku menjadi apa yang saat ini telah aku tekuni..thanks for the inspiration..kalo ada waktu ajarin bikin blog yah...

    BalasHapus

Catatan harian ini berisi hal-hal yang aku ketahui dan yang terjadi dalam hidupku, ada komentar atau kritik dan saran?