Sabtu, 28 Juli 2007

Psikotes

Psikotest atau test² psikologi itu didesain khusus untuk mengukur kemampuan dasar yang dimiliki setiap orang. Namanya kemampuan dasar, so kemampuan ini bukan kemampuan yang diperoleh dari hasil belajar atau latihan. Jadi sebetulnya kalau mau ikutan psikotest, tidak usah harus belajar siang malam, karena apa yang diukur adalah hal-hal yang cenderung menetap pada diri seseorang, bukan seperti kalau kita ujian fisika, test sejarah atau test matematika gitu lho. Kan mesti hafal rumus atau tahun² peristiwa berjalan. Persiapan yang harus kita lakukan kalau besoknya adalah psikotest :

Fisik, jangan kurang tidur, jangan begadang atau jangan sakit pas ikutan psikotest. Kalau memang dalam keadaan sakit, coba kita bicara dengan penyelenggara test bisa gak reschedule. Bukan apa², waktu kita mengerjakan test itu kan kita butuh konsentrasi, ketelitian dan ketenangan. Bayangin aja kalau kita ngantuk, kurang tidur, mungkin daya tahan fisik kita drop, jadi bisa salah denger apa yang diinstruksikan testernya. Bisa salah tangkap atau nggak ngerti² apa maksud soal yang dikerjakan. Usahakan jangan minum obat waktu test, kalau misalnya obatnya ada obat tidur bisa² kita teler banget kan. Makanya kalau sakit, kalau bisa ditunda mengikuti psikotestnya. Tapi aku kira setiap kita menghadapi test atau ujian apapun, persiapan fisik rasanya standard ya. Paginya jangan lupa makan sehat. Bukan apa², kadang ketika test yang diukur adalah daya tahan kita juga, baik fisik maupun mental. Kebayang kan konyol banget kalau kita gak bisa ngerjain tesnya karena kelaparan atau perut kosong. Konsentrasi juga pasti keganggu kan.

Persiapan mental. Tidak dipungkiri yang namanya hati pasti deg-degan pas tahu bakalan ikutan psikotest. Deg-degan boleh, tapi jangan sampe hal ini terlalu berpengaruh/menguasai diri kita. Jangan sampe kita jadi kepikiran siang malam sehingga kurang istirahat. Yakinkan saja bahwa kita akan bekerja semampu kita, bekerja seoptimal kita, yakin dan percaya akan kemampuan diri kita, maka kita akan lebih tenang dan siap dalam mengerjakan semua tugas yang diberikan.

Setiap tugas yang diberikan selalu disertai dengan instruksi dan juga kesempatan untuk bertanya sebelum bekerja. Dengarkan baik² instruksinya, silakan tanya kalau tidak jelas. Boleh tanya sejelas²nya daripada nanti salah mengerjakan tugasnya.

Tunjukkan sikap yang positif dan kooperatif ketika mengerjakan test, jangan ketawa² dengan teman sebelah, ngetawain soal yang terlihat 'aneh'. Jangan banyak komentar² tidak penting ketika bekerja, serius bekerja tapi bukan menjadi tegang, santai tetap perlu. Kejujuran juga penting dalam hal ini. Mulai bekerja pada waktu yang disediakan dan stop bekerja jika memang waktunya habis, tidak usah curi² waktu ngebut ngerjain lagi. Atau main isi semua sisa soal. Pas diskoring itu semua bakalan ketahuan ngawurnya. O, ya jangan sampe nyontek. Biar pengawas gak tahu, tapi kan Tuhan juga tahu ya kalau kita nyontek. Hal² seperti ini bisa menjadi suatu nilai tersendiri waktu test. Kalau untuk seleksi, dengan sikap yang negatif, otomatis biar hasil testnya bagus tapi kalau nyontek atau mengganggu ketenangan kelas, wah, bakalan langsung dicoret dah. Perusahaan mana sih yang mau terima karyawan yang tidak jujur atau trouble maker.

Psikotest yang lengkap akan disertai dengan interview. Pada waktu interview tunjukkan bahwa kita itu memang orang yang layak untuk menjabat jabatan yang lowong tersebut. Bicara apa adanya, jangan ditambah²in atau dikurang²in. Yakin akan kemampuan yang kita miliki, tunjukkan bahwa kita pun menghargai kemampuan kita sendiri. Kalau kita aja gak yakin sama kemampuan kita, apalagi orang lain. Kalau ditanyain pekerjaan apa yang kita sukai, jangan bilang kita mau kerja apa aja di perusahaan ya. Aku paling sebel kalau interview orang yang jawab kayak gitu. Kesannya orang tersebut tidak tahu apa yang menjadi will-nya, wish-nya, gak punya motivasi gitu. orang maju karena dirinya sendiri, bukan karena orang lain. Tunjukin semangat, jangan sedikit² cemas atau melempem sebelum bekerja.

Terus mengenai kursus² psikotest, sebaiknya hindari ikutan kursus² seperti itu. Bukan apa², kursus² itu kan tidak murah, dan tidak menjamin kalau kita ikutan kursus itu kita bisa lolos test. Lagian buat apa ikutan kursus, kesannya seperti orang yang tidak percaya pada kemampuan dirinya sendiri. Jangan salah, biasanya psikolog tahu kalau orang yang mengerjakan test karena hasil kursus. Test yang disajikan kan banyak, dan itu saling melengkapi, biasanya akan ketahuan kalau hasilnya tidak sinkron. Apalagi kalau ditambahin interview, udah pasti kelihatan kualitas diri kita yang sebenernya kayak gimana. Kalaupun kita ikutan kursus dan ternyata lolos test, yakin deh kita berhasil bukan karena kursus tapi memang karena kemampuan kita. Ingat, psikotest itu bukan segala-galanya dalam dunia kerja. Yang lebih penting adalah sikap, integritas, kejujuran dan motivasi kerja yang baik. Itu semua gak bisa diperoleh lewat kursus sehari.

Jangan lupa berdoa kalau mau ikutan test. Percaya Tuhan juga akan memberikan yang terbaik bagi kita. Kalau kita gagal psikotest di suatu perusahaan, bukan berarti kita 'bodoh' atau 'tidak mampu', mungkin memang kita tidak cocok dengan kualifikasi yang dibutuhkan perusahaan. Setiap perusahaan punya kriteria dan kualifikasi masing². Inget juga tempat kerja ibarat jodoh juga ya. Kalau gak berjodoh ya kita mungkin gak bisa kerja di sana. Kalau gak jodoh juga, kebayang apa iya kita bakalan betah kerja di perusahaan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan harian ini berisi hal-hal yang aku ketahui dan yang terjadi dalam hidupku, ada komentar atau kritik dan saran?