Sabtu, 28 Juli 2007

Dinamika interaktif yang ricuh di DPR

Iklim demokratis yang terbangun dalam dekade ini, memang membuka peluang terjadinya perbedaan pendapat.

Begitu kita menapakkan langkah awal kita pada asas demokratis, maka serta-merta kita pun harus membuka peluang bagi orang lain untuk punya pendapat berbeda dengan pendapat kita.

Dengan demikian, dapat dipahami bila kericuhan di DPR terjadi karena interaksi yang terjalin antarpeserta sidang paripurna dengan ketua sidang didominasi oleh "Berita tentang kamu". Artinya, ketua sidang dimaki, dicerca dan dilecehkan, dituding-tuding, lalu berkembang dengan terjadinya aksi dorong-mendorong. Sedang ketukan palu untuk dua opsi pilihan telah memancing kemarahan sebagian anggota sidang (Kompas, 17/3).

Marah, kesal, jengkel, gregetan merupakan hal yang biasa dialami setiap manusia. Adalah biasa pula bila kemarahan akan mendorong seseorang bangkit dari tempat duduk. Namun, apakah bangkit dari tempat duduk dengan meloncati meja, naik meja, dan melempar papan nama, tepat dilakukan dalam lingkup sidang paripuna terhormat ini?

Apa lacur, kekhawatiran terhadap keselamatan fisik ketua sidang jugalah yang membuat anggota lain berinisiatif melindungi keselamatan ketua sidang. Walaupun bisa saja cara ketua sidang mengkomunikasikan opsi pilihan pada awal sidang menyulut anggota memberikan reaksi emosi negatif secara agresif tersebut.

Serta-merta terbangunlah iklim interaktif yang rentan terhadap kemungkinan terjadinya tawuran dalam lingkup lembaga terhormat. Padahal, bila ketua dan para anggota sidang memiliki keterampilan berinteraksi secara asertif, maka kemarahan, kejengkelan, ketidakpuasan oleh perbedaan pendapat dalam iklim demokrasi, dapat tersalurkan tanpa berkembang menjadi kericuhan yang tidak diinginkan setiap insan bangsa.

Apalagi terjadi dalam lembaga terhormat, yang seyogianya menjadi panutan kebersamaan dalam persatuan demi terbangunnya keutuhan bangsa. Saya amat sangat merindukan ketenteraman, kerukunan, kebersamaan dalam iklim demokratis yang manis dalam upaya membangun serta menjalin keutuhan bangsa dan negara. Saya rasa keinginan tersebut mewakili keinginan mayoritas rakyat Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan harian ini berisi hal-hal yang aku ketahui dan yang terjadi dalam hidupku, ada komentar atau kritik dan saran?